Senin, 23 November 2009

Speedy Multispeed Luar Biasa !

Saya baru saja migrasi Speedy dari paket lama Office ke Paket baru BIZ 3 Mbps.
Hasil test saya sungguh luar biasa, (di bawah ini cuplikan dari speedtest pertanggal 20 Nopember 2009, sekitar pk 08.30). Hasil test dg speedtest di http://www.telkomspeedy.com/ juga memberi hasil tidak jauh berbeda, artinya alat ukur Telkom cukup akurat.

Masalahnya sekarang tinggal apakah Telkom bisa menjaga kestabilan koneksi seperti ini. Kita lihat saja.......














































































Sabtu, 07 November 2009

TELKOMSEL Flash vs TELKOMSpeedy (2)

Idealnya test dilakukan secara rutin periodik, untuk bisa mendapatkan gambar yg cukup valid mengenai performansi sebuah layanan. Menyambung testing saya pada Juni lalu, saya mengulang test serupa: TELKOMSEL Flash vs Speedy.

Waktu testing adalah Sabtu malam- Minggu dinihari tgl 7 - 8 Nopember 2009, dari lokasi Pondok Kelapa, Jakarta Timur, waktu berkisar pk 23.30 - 24.00



Hasil test menunjukkan bahwa untuk 3 kota tujuan, Singapura, Kuala Lumpur dan Hong Kong, Speedy unggul untuk downstream sedangkan Flash unggul untuk upstreamnya.

Jumat, 19 Juni 2009

TELKOMSEL Flash vs TELKOMSpeedy

Hasil test terakhir saya yang sangat mengejutkan mengenai kecepatan Flash Telkomsel menginspirasi saya untuk melakukan test perbandingan. Saya lakukan komparasi, test kecepatan pada saat yang sama menggunakan Speedy dan Flash Telkomsel.

Waktu pengetesan adalah Jumat, 19 Juni 2009, waktu antara pk 14.00 s/d 15.15 dari lokasi kota Palembang.

Hasilnya adalah sbb:










Flash Telkomsel menyolok untuk tujuan Hong Kong sementara Speedy untuk tujuan Jakarta, namun secara umum Speedy masih lebih unggul.

Berikut ini hasil capture dari http://speedtest.net/

Speedy:




















Telkomsel Flash:





















Kamis, 18 Juni 2009

TELKOMSEL Flash cepat ke Singapura

Awal pertama saya menguji kecepatan TELKOMSEL Flash dulu sekitar Februari 2009, kecepatan berkisar 400-500 kbps saja. Tapi di bulan Juni ini saya test hasilnya cukup mengejutkan.

Hasil test saya pada 11 Juni lalu dari lokasi Palembang sekitar pk 14.10 untuk tujuan Singapura memberi hasil downstream/upstream sebesar 850/60 kbps. Sementara Hong Kong 570/60 kbps. Yang aneh tujuan domestik Jakarta justru lebih kecil sekitar 390/60 kbps.



Jumat, 22 Mei 2009

Berapa kecepatan maksimum Speedy



Berapa kecepatan maksimum Speedy, ini pertanyaan menarik sekaligus sulit mendapatkan jawabannya. Telkom tentu akan mengatakan bahwa kecepatan maksimum Speedy adalah 1 Mbps, sesuai promonya up to 1 Mbps. Bagi pelanggan pertanyaannya adalah apakah betul Speedy bisa mencapai kecepatan setinggi itu, kapan dan seberapa sering ?

Untuk mendapatkan jawaban sekali lagi satu-satunya cara adalah dengan melakukan test langsung. Saya melakukan test pada hari Kamis-Jumat tanggal 21-22 Mei 2009. Lokasi test dari Jakarta dengan Speedy time based nomor 1211062003xx.

Pada Kamis malam 21 Mei 2009 pk 20.54, hasil speedtest ke Singapura downstream/upstream diperoleh 180/190 kbps, sedangkan untuk Kuala Lumpur adalah 230/170 kbps. Ini hasil yg cukup mengecewakan karena saya berharap angka di kisaran 400-500 kbps untuk downstream.

Pada Jumat dinihari 22 Mei 2009 pk 01.20 hasil speedtest untuk Singapura menunjukkan angka 1.010/200 kbps sedangkan Kuala Lumpur adalah 880/210 kbps. Ini angka yang fantastis, bahkan bisa menembus bahasa promonya.










Test masih berlanjut hingga Jumat sore 22 Mei 2009 pk 15.55 dimana untuk Singapura didapat 380/170 kbps dan Kuala Lumpur didapat 420/160 kbps. hasil yg sangat oke untuk jam-jam sibuk.

Kesimpulan akhir saya, kecepatan Speedy masih sangat bagus, kecepatan maksimum bahkan bisa menembus > 1 Mbps, khususnya pada saat low trafik sekitar dinihari.

Tentu hasil test satu kali belum cukup valid, oleh sebab itu saya ajak Anda untuk melakukan test langsung/

Sabtu, 28 Februari 2009

Kompas menyudutkan Speedy

Saya cukup kaget membaca satu artikel di harian Kompas, 26 Februari 2009, Kolom Liputan Khusus Teknologi Informasi halaman 36. Artikel berjudul Akses Maksimal.

Artikel tersebut menyebutkan bahwa Speedy sebagai masuk kategori slowband karena layanan tidak memadai dan teknologi kabel telepon yg sudah usang.

Tiga komentar saya:
1. Apa kategorinya slowband dan bagaimana hasil ukur Kompas terhadap kecepatan Speedy.
2. Apa yg dimaksud dengan layanan tidak memadai ?
2. Apa betul teknologi Speedy sudah usang ?

Pertama. Kompas harus jelas dalam menyebutkan apa yg dimaksud dalam batasan slowband. Kemudian Kompas juga harus mencantumkan hasil ukurnya. Perlu diingat di sini bahwa layanan Speedy tersedia hampir di seluruh Indonesia bahkan sampai ke pelosok-pelosok. Artinya hasil ukur juga harus dibuat sedpat mungkin mewakili seluruh area yang dilayani Speedy. Tidak bisa hanya di kota-kota saja atau di desa-desa saja. Di sini Kompas juga harus menjelaskan metode pengukurannya.

Kedua. Layanan apa yg tidak memadai ?, apakah layanan pre sales, after sales, atau performansi Speedynya sendiri, lalu performansi apa yang dimaksud apakah kecepatan atau stabilitas atau apa. Di sini juga harus dilihat secara keseluruhan. Tidak bisa potret layanan Speedy di Jakarta misalnya digeneralisasi menjadi bersifat umum untuk seluruh Indonesia.

Ketiga. Teknologi usang ? What's the point ? Teknologi HDSL/ADSL mulai dikembangkan sekitar tahun 1990 yg telah berhasil melewatkan broadband trafik melalui kabel tembaga/copper yang sdh digunakan puluhan tahun. Bila dilihat umurnya mungkin sudah usang ? Tapi justru dengan memanfaatkan teknologi ADSL maka jaringan tembaga yg sdh dibangun puluhan tahun justru dapat dioptimalkan. Termasuk pula dpt dimanfaatkan jaringan tembaga yg sdh menjangkau berbagai pelosok di Indonesia.

Sayang sekali bahwa harian sekelas Kompas dan wartawan kawakan sekaliber Rene L Pattiradjawane membuat artikel yang menyudutkan produk Telkom tanpa penjelasan dan bukti memadai.

Jumat, 27 Februari 2009

Kecepatan TELKOMSEL Flash

Setelah "gagal" menguji kecepatan akses Internet dari TELKOMSEL dua hari lalu, Jumat sore ini saya berhasil melakukan pengujian. Masih menggunakan modem yg sama Huawei E220, HSDPA USB Modem, saya test menggunakan kartu Simpati 0812-2414xxx . Hasil masih lumayan sbb:



Downstream 541 kbps dan upstream 53 kbps.

Rabu, 25 Februari 2009

Mencoba akses TELKOMSEL

Saya mendapatkan satu kesempatan menguji kecepatan akses TELKOMSEL. Lokasi dari Palembang, menggunakan kartu HALO nomor Jakarta 0811-1902XXX, dengan modem HSDPA USB type Huawei E220.

Terus terang saya tidak tahu persis mode koneksi apa yg berhasil kami dapatkan, apakah masih GPRS atau sudah 3G. Namun yg pasti koneksinya sangat lambat. Sehingga setelah masuk ke web http://speedtest.net/ setelah diklik untuk perintah test, tidak ada respons sama sekali. Sehingga terpaksa saya lakukan test ping saja dari DOS prompt dengan hasil sbb:



Hasil ini cukup mengecewakan.

Sabtu, 14 Februari 2009

Berapa kecepatan Speedy (3)

Pengetesan kecepatan harus dilakukan kontinyu, pada hari yg berbeda, jam yang berbeda, bila perlu juga dengan beberapa variasi metode.

Saya lakukan pengetesan menggunakan Speedy dari Palembang (nomor Speedy1117011023xx) , pada hari Sabtu, 14 Februari 2009 antara pukul 11.30 sampai 11.45

Pertama saya melakukan pengujian dengan test kecepatan melalui web http://www.speakeasy.net/speedtest dengan hasil sebagai berikut:

test download dan upload ke server Los Angeles memberi hasil: download rate 451 kbps dan upload rate 103 kbps, cukup oke.



Tapi saya masih belum puas, sehingga saya lakukan test lanjutan dengan secara langsung melakukan download file dari web.

Saya mendownload file installer Windows Media Player 11 dari http://www.microsoft.com/windows/windowsmedia/player/download/download.aspx. Ukuran file sebesar 24,5 MB.

Capture proses download sbb:

tercatat kecepatan download sebesar 62,6 kbps dan file berukuran 24,5 MB selesai didownload dalam waktu 6 menit 10 detik.

Untuk lebih jelasnya, perhitungannya kira-kira sbb:

Ukuran file 24,5 MB = 24,5 X 1024 kB = 25.088 kB = 25.088 X 8 kbit = 200.704 kilobit
Kecepatan download = 62,6 kB/s = 62,6 X 8 kbps = 501 kbps (bandingkan dg hasil Speakeasy sebesar 451 kbps.
Lama waktu download = ukuran file : kecepatan download = 200.704 kilobit : 501 kbps = 401 detik atau sekitar 6 menit 42 detik.
Kenyataannya waktu download 6 menit 10 detik lebih cepat dari perhitungan, ini wajar karena kecepatan download yg dicapture itu bukanlah kecepatan rata-rata, berarti kecepatan rata-ratanya lebih tinggi dari angka tersebut.

Kesimpulan:
- hasil ukur yg ditampilkan oleh speakeasy bisa dijadikan acuan, setidak-tidaknya ini bersesuaian dengan lama waktu yg dibutuhkan untuk mendownload file dari Microsoft, bahkan kecepatan download lebih tinggi dari yg ditampilkan oleh speakeasy.


Kamis, 05 Februari 2009

Berapa kecepatan Speedy (2)

Kebetulan sekali saya mendapatkan kesempatan untuk melakukan pengetesan lagi, kali ini dari Palembang, Sumatera Selatan (nomor Speedy 1117011023xx). Test saya lakukan dua kali, satu kali menggunakan http://www.speedtest.net dan satu lagi menggunakan http://speedtest.indosatm2.com. Test dilakukan pada hari Kamis, 5 Februari 2009 pada pukul 18.19 sore.

Hasil speedtest (Palembang-Kuala Lumpur): download 920 kbps, upload 98 kbps.









Sedangkan hasil dari Indosattest adalah: download 857 kbps, upload 99 kbps.


Selasa, 03 Februari 2009

Berapa kecepatan Speedy


Melanjutkan posting tentang Apa itu Broadband, bolehlah kita sebut layanan Speedy itu masuk kategori broadband. Sekarang berapa kecepatan Speedy, apa benar hasil hitungan Onno Purbo di bukunya tsb.


Test yang saya lakukan dari Jakarta Timur (nomor Speedy 1211062003xx) pada tanggal 29 Januari 2009, pk 23.35 memberi hasil berikut, (ctt. test upload & download Jakarta-Singapura). Download 498 kbps dan upload 400 kbps. Saya kira ini sdh cukup baik untuk sebuah layanan Internet di Indonesia.

Satu test ini tentu belum cukup, kita perlu lakukan beberapa kali test dari beberapa tempat yang berbeda, dengan waktu yang berbeda. Dari sejumlah data barulah kita boleh menyimpulkan sesuatu.

Rabu, 28 Januari 2009

Apa itu Broadband

Sudah lama sebetulnya saya ingin membuat sebuah blog yg khusus membahas tentang layanan Broadband di Indonesia. Baru hari ini keinginan itu bisa diwujudkan. Lamanya proses itu disebabkan karena alasan sederhana saja, apa nama yg tepat untuk blog yg ingin saya buat. Masalahnya ternyata di blogspot, nama domain ini sudah menjadi resource terbatas, banyak nama yg saya inginkan sudah digunakan orang lain. Jadilah akhirnya saya pilih nama: pitalebar, yg merupakan terjemahan bebas dari broadband.

Lepas dari tepat atau tidak pemilihan nama ini, saya berharap blog ini bisa menjadi media untuk menyampaikan gagasan atau ide tentang layanan broadband di Indonesia. Sebelum kita berlanjut, saya kira kita perlu telaah terlebih dahulu apa sebetulnya yang dimaksud dengan pita lebar, apa definisi atau batasannya. Dan apakah pengertian broadband di Indonesia sama dengan yang dipahami di negara lain.

Di wikipedia disebutkan sbb:
Broadband in telecommunications refers to a signaling method that includes or handles a relatively wide range of frequencies, which may be divided into channels or frequency bins. Broadband is always a relative term, understood according to its context. The wider the bandwidth, the greater the information-carrying capacity.

Rumusan di atas menyiratkan bhw istilah broadband tidak bersifat mutlak, tergantung pada konteksnya, termasuk konteks negara. Jadi apa yg disebut broadband di Indonesia, mungkin kalau di Jepang atau Korea masuk kategori narrowband. Kembali lagi kalau menurut wikipedia, satu saluran telepon yg menggunakan modem analog bisa digunakan untuk transmisi data 56 kbps. Dengan menggunakan modem ADSL saluran telepon yg sama bisa mentransmisikan download hingga 2 Mbps dan upload hingga 800 kbps, itu sudah bisa disebut broadband.

Tapi tunggu dulu, bitrate yg disebutkan tadi adalah di tingkat modem menuju ke perangkat operator ISP, belum menuju ke internet global. Apa yg secara real bisa didapatkan pelanggan sangat bergantung pada berapa besar bandwidth trafik yg disediakan oleh operator ISP menuju ke internet global.

Sebagai contoh bila mengacu ke hasil test yg dilakukan oleh Onno W. Purbo (Buku Pegangan Pengguna ADSL dan Speedy, PT Elex Media Komputindo, 2006), Onno mendapatkan untuk layanan Speedy rata-rata download 315 kbps dan upload 49 kbps. Ini sudah sangat cepat bila dibandingkan dengan dial up dengan modem analog.