Sabtu, 28 Februari 2009

Kompas menyudutkan Speedy

Saya cukup kaget membaca satu artikel di harian Kompas, 26 Februari 2009, Kolom Liputan Khusus Teknologi Informasi halaman 36. Artikel berjudul Akses Maksimal.

Artikel tersebut menyebutkan bahwa Speedy sebagai masuk kategori slowband karena layanan tidak memadai dan teknologi kabel telepon yg sudah usang.

Tiga komentar saya:
1. Apa kategorinya slowband dan bagaimana hasil ukur Kompas terhadap kecepatan Speedy.
2. Apa yg dimaksud dengan layanan tidak memadai ?
2. Apa betul teknologi Speedy sudah usang ?

Pertama. Kompas harus jelas dalam menyebutkan apa yg dimaksud dalam batasan slowband. Kemudian Kompas juga harus mencantumkan hasil ukurnya. Perlu diingat di sini bahwa layanan Speedy tersedia hampir di seluruh Indonesia bahkan sampai ke pelosok-pelosok. Artinya hasil ukur juga harus dibuat sedpat mungkin mewakili seluruh area yang dilayani Speedy. Tidak bisa hanya di kota-kota saja atau di desa-desa saja. Di sini Kompas juga harus menjelaskan metode pengukurannya.

Kedua. Layanan apa yg tidak memadai ?, apakah layanan pre sales, after sales, atau performansi Speedynya sendiri, lalu performansi apa yang dimaksud apakah kecepatan atau stabilitas atau apa. Di sini juga harus dilihat secara keseluruhan. Tidak bisa potret layanan Speedy di Jakarta misalnya digeneralisasi menjadi bersifat umum untuk seluruh Indonesia.

Ketiga. Teknologi usang ? What's the point ? Teknologi HDSL/ADSL mulai dikembangkan sekitar tahun 1990 yg telah berhasil melewatkan broadband trafik melalui kabel tembaga/copper yang sdh digunakan puluhan tahun. Bila dilihat umurnya mungkin sudah usang ? Tapi justru dengan memanfaatkan teknologi ADSL maka jaringan tembaga yg sdh dibangun puluhan tahun justru dapat dioptimalkan. Termasuk pula dpt dimanfaatkan jaringan tembaga yg sdh menjangkau berbagai pelosok di Indonesia.

Sayang sekali bahwa harian sekelas Kompas dan wartawan kawakan sekaliber Rene L Pattiradjawane membuat artikel yang menyudutkan produk Telkom tanpa penjelasan dan bukti memadai.

Jumat, 27 Februari 2009

Kecepatan TELKOMSEL Flash

Setelah "gagal" menguji kecepatan akses Internet dari TELKOMSEL dua hari lalu, Jumat sore ini saya berhasil melakukan pengujian. Masih menggunakan modem yg sama Huawei E220, HSDPA USB Modem, saya test menggunakan kartu Simpati 0812-2414xxx . Hasil masih lumayan sbb:



Downstream 541 kbps dan upstream 53 kbps.

Rabu, 25 Februari 2009

Mencoba akses TELKOMSEL

Saya mendapatkan satu kesempatan menguji kecepatan akses TELKOMSEL. Lokasi dari Palembang, menggunakan kartu HALO nomor Jakarta 0811-1902XXX, dengan modem HSDPA USB type Huawei E220.

Terus terang saya tidak tahu persis mode koneksi apa yg berhasil kami dapatkan, apakah masih GPRS atau sudah 3G. Namun yg pasti koneksinya sangat lambat. Sehingga setelah masuk ke web http://speedtest.net/ setelah diklik untuk perintah test, tidak ada respons sama sekali. Sehingga terpaksa saya lakukan test ping saja dari DOS prompt dengan hasil sbb:



Hasil ini cukup mengecewakan.

Sabtu, 14 Februari 2009

Berapa kecepatan Speedy (3)

Pengetesan kecepatan harus dilakukan kontinyu, pada hari yg berbeda, jam yang berbeda, bila perlu juga dengan beberapa variasi metode.

Saya lakukan pengetesan menggunakan Speedy dari Palembang (nomor Speedy1117011023xx) , pada hari Sabtu, 14 Februari 2009 antara pukul 11.30 sampai 11.45

Pertama saya melakukan pengujian dengan test kecepatan melalui web http://www.speakeasy.net/speedtest dengan hasil sebagai berikut:

test download dan upload ke server Los Angeles memberi hasil: download rate 451 kbps dan upload rate 103 kbps, cukup oke.



Tapi saya masih belum puas, sehingga saya lakukan test lanjutan dengan secara langsung melakukan download file dari web.

Saya mendownload file installer Windows Media Player 11 dari http://www.microsoft.com/windows/windowsmedia/player/download/download.aspx. Ukuran file sebesar 24,5 MB.

Capture proses download sbb:

tercatat kecepatan download sebesar 62,6 kbps dan file berukuran 24,5 MB selesai didownload dalam waktu 6 menit 10 detik.

Untuk lebih jelasnya, perhitungannya kira-kira sbb:

Ukuran file 24,5 MB = 24,5 X 1024 kB = 25.088 kB = 25.088 X 8 kbit = 200.704 kilobit
Kecepatan download = 62,6 kB/s = 62,6 X 8 kbps = 501 kbps (bandingkan dg hasil Speakeasy sebesar 451 kbps.
Lama waktu download = ukuran file : kecepatan download = 200.704 kilobit : 501 kbps = 401 detik atau sekitar 6 menit 42 detik.
Kenyataannya waktu download 6 menit 10 detik lebih cepat dari perhitungan, ini wajar karena kecepatan download yg dicapture itu bukanlah kecepatan rata-rata, berarti kecepatan rata-ratanya lebih tinggi dari angka tersebut.

Kesimpulan:
- hasil ukur yg ditampilkan oleh speakeasy bisa dijadikan acuan, setidak-tidaknya ini bersesuaian dengan lama waktu yg dibutuhkan untuk mendownload file dari Microsoft, bahkan kecepatan download lebih tinggi dari yg ditampilkan oleh speakeasy.


Kamis, 05 Februari 2009

Berapa kecepatan Speedy (2)

Kebetulan sekali saya mendapatkan kesempatan untuk melakukan pengetesan lagi, kali ini dari Palembang, Sumatera Selatan (nomor Speedy 1117011023xx). Test saya lakukan dua kali, satu kali menggunakan http://www.speedtest.net dan satu lagi menggunakan http://speedtest.indosatm2.com. Test dilakukan pada hari Kamis, 5 Februari 2009 pada pukul 18.19 sore.

Hasil speedtest (Palembang-Kuala Lumpur): download 920 kbps, upload 98 kbps.









Sedangkan hasil dari Indosattest adalah: download 857 kbps, upload 99 kbps.


Selasa, 03 Februari 2009

Berapa kecepatan Speedy


Melanjutkan posting tentang Apa itu Broadband, bolehlah kita sebut layanan Speedy itu masuk kategori broadband. Sekarang berapa kecepatan Speedy, apa benar hasil hitungan Onno Purbo di bukunya tsb.


Test yang saya lakukan dari Jakarta Timur (nomor Speedy 1211062003xx) pada tanggal 29 Januari 2009, pk 23.35 memberi hasil berikut, (ctt. test upload & download Jakarta-Singapura). Download 498 kbps dan upload 400 kbps. Saya kira ini sdh cukup baik untuk sebuah layanan Internet di Indonesia.

Satu test ini tentu belum cukup, kita perlu lakukan beberapa kali test dari beberapa tempat yang berbeda, dengan waktu yang berbeda. Dari sejumlah data barulah kita boleh menyimpulkan sesuatu.